Kamis, 12 Oktober 2017

Cara Menggapai Ikhlas

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Akhlak Tasawuf
“Cara Menggapai Ikhlas”
Dosen Pengampu: Muh. Gito Saroso, MA/KH. Agus Sutarmin, MBA

Disusun Oleh:
Evi Yuliani
KELAS: I E
Jurusan: Perbankan Syariah



FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memuji nama dan mengesakan asma Allah yang telah menganugrahi manusia akal berfikir dan segenap panca indra yang agar manusia dapat manghayati tanda-tanda keagungan-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Ssya membuat makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang Akhlak Tasawuf yang diberikan oleh dosen mengenai Cara Menggapai Ikhlas. Selain bertujuan untuk memenuhi tugas, tujuan kami selanjutnya adalah untuk mengetahui pengertian Ikhlas yang sesungguhnya.
Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berguna di masa yang akan datang.
Besar harapan saya, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Wasalamu'alaikum Wr.Wb.



Pontianak, Desember 2016

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.    Pengertian Ikhlas.................................................................................................. 2
B.     Macam-macam Ikhlas........................................................................................... 3
C.     Makna Ikhlas Kepada Allah................................................................................. 3
D.    Ciri-ciri Orang Ikhlas............................................................................................ 5
E.     Cara Menggapai Ikhlas......................................................................................... 6
F.      Manfaat Ikhlas...................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
Kesimpulan....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 10





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ikhlas adalah sikap perbuatan yang timbul karena adanya keinginan sendiri, bukan karena perintah atau paksaan orang lain. Jika mengerjakan sesuatu karena mengharap imbalan dari suatu pihak tertentu maka belum termasuk ikhlas. Misalnya, mengerjakan salat karena ingin dipuji oleh orang tua, orang lain, atau pacar dan mengharap pujian yang lain berarti ibadah salat tersebut tidak ikhlas, bahkan tidak mendapatkan pahala karena termasuk perbuatan "riya".
Sikap ikhlas sangat penting dimiliki oleh setiap muslim, sebab hidup ini akan terasa berat bagi orang yang tidak ikhlas. Namun sebaliknya akan terasa ringan bagi mereka yang berhati ikhlas dan tulus. Selain itu, perilaku ikhlas juga dapat mendatangkan berbagai keuntungan bagi pelakunya. Oleh sebab itu saya membuat makalah ini untuk membahas lebih dalam lagi mengenai ikhlas dan cara untuk menggapai ikhlas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ikhlas?
2.      Apa saja macam-macam ikhlas?
3.      Bagaimana makna ikhlas kepada Allah?
4.      Bagaimana ciri-ciri orang ikhlas?
5.      Bagaimana cara menggapai ikhlas?
6.      Apa manfaat dari perilaku ikhlas?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian ikhlas;
2.      Untuk mengetahui macam-macam ikhlas;
3.      Untuk mengetahui makna ikhlas kepada Allah;
4.      Untuk mengetahui ciri-ciri orang ikhlas;
5.      Untuk memahami cara menggapai ikhlas;
6.      Untuk mengetahui manfaat ikhlas.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ikhlas
Pengertian ikhlas dalam ajaran islam terbagi dalam 2 sudut padang. Pengertian menurut bahasa dan pengertian berdasarkan istilah. Menurut bahasa, pengertian ikhlas artinya tulus dan bersih. Sedangkan menurut istilah, makna dan arti ikhlas adalah mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah SWT. Bagi orang yang ikhlas, suatu perbuatan baik tidak harus dikaitkan dengan imbalan atau balasan, apalagi hal itu diharapkannya dari manusia atau orang yang diberi kebaikan oleh kita, melainkan hanya semata-mata ingin mendapatkan rida Allah SWT. Jadi meskipun tidak mendapatkan imbalan apa pun, dan dari pihak mana pun, ia akan tetap melakukan perbuatan baiknya itu.
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

      Adapula pengertian ikhlas menurus para ulama sebagai berikut:
1.      Al ‘Izz bin Abdis Salam berkata : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya”.
2.      Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.
3.      Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.
4.      Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah, apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah dan mencapai tempat kemuliaanNya.
5.      Abu ‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq (Allah)”.

B.     Macam-Macam Ikhlas
Sifat Ikhlas dibagi dalam 3 macam :
1.      Ikhlas Awam
Dalam beribadah kepada Allah karena dilandasi perasaan rasa takut terhadap siksa Allah dan masih mengharapkan pahala.
2.      Ikhlas Khawas
Beribadah kepada Allah karena didorong dengan harapan supaya menjadi orang yang dekat dengan Allah dan dengan kedekatannya kelak ia mendapatkan sesuatu dari Allah SWT.
3.      Ikhlas Khawas al-Khawas
Beribadah kepada Allah karena atas kesadaran yang mendalam bahwa segala sesuatu yang ada adalah milik Allah dan hanya Allah-lah Tuhan yang sebenar-benarnya.


C.     Makna Ikhlas Kepada Allah
Ikhlas karena Allah SWT, merupakan satu sifat yang mencakup keikhlasan terhadap dzat-Nya, kepada asma-Nya dan kepada sifat-sifat-Nya, ikhlas keada perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya yang berkaitan dengan urusan agama, serta ikhlas menerima qodho’ dan qadar-Nya yang menjadi keputusan-Nya yang bersifat alamiah. Berikut kita dapat mengetahui penjelasannya secara global:



1.      Ikhlas Kepada Dzat Allah
Maksud dari pernyataan dari ikhlas kepada dzat Allah adalah setiap muslim mesti mengesakan Dzat-Nya, tidak mempersekutukan-Nya dengan makhluk seperti dengan manusia atau makhluk ghaib, baik dalam masalah Rubbubiyah maupun Uluhiyah-Nya, dalam mencintai dan beribadah. Tidak mencintai terhadap manusia atau benda lainnya melebihi cinta kepada-Nya. Tidak menjadi abdi selain hanya kepada-Nya, tidak mengikuti sesuatu yang tidak sesuai dengan titah-Nya, dan tidak menjadi pengikut apapun atau siapapun yang tidak mungkin menyamai atau melampaui derajat-Nya.
Ikhlas kepada Allah dalam pengertian asma’ dan sifat-Nya adalah tidak memiliki cara pandang yang atheis (ilhad). Maksudnya wujud keikhlasan kepada asma’Nya ialah dengan tidak mencabut pengertian yang ditunjukkan oleh asma’ itu sedikitpun. Itu dikarenakan semua asma’ Allah adalah elok (husna) dan menunjukkan kepada sifat-sifat-Nya.
2.      Ikhlas Kepada Sifat Allah
Ikhlas kepada sifat Allah yang dimaksudkan adalah meyakini akan kesempurnaan Allah SWT dengan seluruh sifat-sifat-Nya dan tidak ada dzat lain yang dapat menyamai bahkan melebihi kesempurnaan-Nya.
Dengan demikian ikhlas kepada sifat Allah itu ditunjukkan dengan sifat ketergantungan muslim hanya kepada-Nya. Disaat mengharapkan rahmat atau pertolongan maka tiada lain adalah hanya kepada Allah semata. Sementara jika bantuan atau pertolongan itu datang dari sanak famili, sahabat, atau dari orang yang tidak kita kenalpun, sesungguhnya itu hanyalah jalan penyampaian saja.
3.      Ikhlas Terhadap Perintah dan Larangan Allah
Dalam pelaksanaan syariat agama, setiap penganutnya diwajibkan menjalankan setiap perintah dan menjauhi segala larangan yang berasal dari Allah SWT. Pelaksanaan dari segala perintah dan menjauhi segala larangan yang ada, itu merupakan barometer keikhlasan seseorang terhadap perintah dan larangan Allah ini.




Untuk mengenali kapasitas besar atau kecilnya keikhlasan kita kepada perintah dan larangan Allah, dapatlah terlihat dalam realisasinya dalam kehidupan. Jika seorang mendapatkan satu perintah atau pekerjaan yang dalam pelaksanaannya jelas bertentangan dan dimurkai Allah SWT, kemudian orang itu dengan sengaja melaksanakannya maka itu menunjukkan bahwa perintah tadi lebih tinggi kedudukannya dari pada perintah Allah.
4.      Ikhlas Terhadap Qodho’ dan Qodar Allah
Sebagai makhluk Allah tentunya setiap muslim akan paham dan mengetahui bahwa dalam penciptaannya di bumi ini akan membawa qodho’ dan qodarnya sendiri-sendiri. Artinya setidaknya mengerti dan memahami bahwa setiap manusia yang tercipta ini mempunyai kemampuan dengan batasan yang telah ditetapkan oleh sang pencipta. Yang jelas semua ketetapan itu jelas didasarkan kepada kasih sayang dan keadilan kepada makhluk-Nya.
Sebagai pengukur besar atau kecilnya rasa ikhlas terhadap qodho dan qodar Allah terhadap diri seseorang adalah seberapa besar atau ada dan tidaknya penentangan dalam hati seseorang terhadap turunnya satu takdir dari takdir-takdir yang telah ditetapkan kepada kita.

D.    Ciri-ciri Orang Ikhlas
Ada beberapa ciri orang yang ikhlas sebagai berikut:
1.      Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan.
2.      Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka.
3.      Tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri.
4.      Tidak silau dan cinta jabatan.
5.      Tidak diperbudak imbalan dan balas budi.
6.      Tidak mudah kecewa.





Ada pula beberapa ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, diantaranya:
1.    Terlalu berharap kepada makhluk
2.    Seringkali merasa kecewa dalam hidupnya
3.    Mengumbar amal kebaikannya
4.    Membeda-bedakan amal
5.    Membeda-bedakan orang atau golongan
6.    Niat tidak tulus
7.    Kurangnya rasa syukur dan doa

E.     Cara Menggapai Ikhlas
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan seseorang untuk menggapai ikhlas dengan sempurna :
·      Mengosongkan pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT.
Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, dzikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah.
·      Jangan munculkan rasa riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT.
Disadari bahwa setiap diri sering ingin muncul perasaan riya’ dan itulah bujuk rayu iblis, usahakanlah riya’ itu diusir jauh-jauh.
·      Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita.
·      Berdo’a memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya.
Sebagaimana do’a Nabi Ibrahim a.s,” (QS. al An’am: 77). "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."






·      Selalu Menghadirkan Kebesaran Allah Ta’ala
Munculkanlah perasaan bahwa Allah adalah dzat Maha Besar yang ada di semesta. Sehingga kita akan terhindar dari perasaan sombong dalam melakukan sesuatu, pasalnya ada Dzat yang lebih besar dibanding semua yang kita miliki di dunia ini. Demikian halnya saat menerima suatu musibah. Allah tidak akan memberikan  musibah kecuali sebagai bentuk kasih sayangnya kepada kita agar kita naik derajat. 
·      Mengingat Pahala Keikhlasan
Ikhlas merupakan satu-satunya jalan menuju surga. Tanpa keikhlasan suatu amal tidak akan diterima, dan tanpanya juga seorang hamba akan terjerumus ke dalam neraka. Berusahalah untuk mengingat hal ini, ketika perasaaan tidak ikhlas itu kembali hadir.
·      Memperbanyak Ketaatan
Taat merupakan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan memperbanyak melakukan ketaatan, hati kita terbiasa dekat dengan Allah. Sehingga saat melakukan sesuatu yang teringat hanyalah Allah SWT.
·      Tidak Takjub dengan Diri Sendiri
Takjub dengan diri sendiri, membuat kita menyekutukan Allah dengan diri sendiri. Seakan akan dia telah berjasa kepada Allah dengan amalannya. Padahal, hakekatnya justru sebaliknya. Seorang bisa beramal merupakan taufik dari Allah ta’ala. Ujub kepada diri sendiri sebagaimana halnya syirik dapat menghapus amalan, sebagaimana yang disampaikan Imam Nawawi Rahimahullah.
·      Bergaul dengan Orang-Orang Ikhlas
Ikhlas memang rahasia antara manusia dan Rabb-Nya. Namun demikian, manusia bisa merasakan rekan atau saudaranya melakukan sesuatu dengan ikhlas atau tidak.  Bergaul lah dengan mereka yang anda rasa memiliki ilmu ikhlas ini. Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka dalam keikhlasan.



F.      Manfaat Ikhlas
Bila kita senantiasa ikhlas beribadah, ada manfaat yang dapat kita rasakan diantaranya yaitu :
1.      Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
2.      Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3.      Dibukanya pintu Ampunan, dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
4.       Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
5.      Doa kita akan diijabah.
6.      Dekat dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7.      Mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
8.      Akan mendapatkan Naungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .di hari kiamat.
9.      Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
10.  Allah Subhanahu wa Ta’ala’ akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid.
11.  Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain.
12.  Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Berdasarkan pembahasan yang saya uraikan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Ikhlas adalah mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah SWT.
2.      Sifat Ikhlas dibagi dalam 3 macam :
·      Ikhlas Awam
·      Ikhlas Khawas
·      Ikhlas Khawas al-Khawas
3.      Makna ikhlas kepada Allah seperti:
·      Ikhlas kepada dzat Allah
·      Ikhlas kepada sifat Allah
·      Ikhlas terhadap perintah dan larangan Allah
·      Ikhlas terhadap Qodho dan Qodar Allah
4.      Ciri-ciri orang ikhlas adalah senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, terjaga dari segala yang diharamkan Allah, tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri, dll.
5.      Cara yang dapat dilakukan seseorang untuk menggapai ikhlas dengan sempurna adalah mengosongkan pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT, jangan munculkan rasa riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT, rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita, berdo’a memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, dll.
6.      Manfaat yang akan kita rasakan jika telah menggapai ikhlas seperti hidup menjadi tenang dan tenteram, amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain, dll.



DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/2977-pengertian-ikhlas.html
http://www.infoyunik.com/2015/06/enam-cara-menumbuhkan-perasaan-ikhlas.html
http://bseclub.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-keikhlasan.html
http://elfinarahmania.blogspot.co.id/2014/10/makalah-ridho-dan-ikhlas.html
http://dalamislam.com/dasar-islam/ciri-ciri-orang-yang-tidak-ikhlas-dalam-beribadah-kepada-allah-swt


Tidak ada komentar:

Posting Komentar