MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Akhlak Tasawuf
“Cara
Menggapai Ikhlas”
Dosen
Pengampu: Muh. Gito Saroso, MA/KH. Agus Sutarmin, MBA
Disusun
Oleh:
Evi
Yuliani
KELAS:
I E
Jurusan:
Perbankan Syariah
FAKULTAS
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan
memuji nama dan mengesakan asma Allah
yang telah menganugrahi manusia akal berfikir dan segenap panca indra yang agar
manusia dapat manghayati tanda-tanda keagungan-Nya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya.
Ssya membuat
makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan
mengetahui ilmu tentang Akhlak
Tasawuf yang diberikan oleh dosen mengenai Cara
Menggapai Ikhlas. Selain bertujuan untuk memenuhi tugas, tujuan kami selanjutnya adalah untuk mengetahui pengertian Ikhlas yang sesungguhnya.
Saya sudah
berusaha semaksimal mungkin, namun tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi, serta berguna di masa yang akan datang.
Besar harapan saya,
mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb.
Pontianak, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................................
i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................................
1
A.
Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................
1
C.
Tujuan...................................................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................
2
A.
Pengertian Ikhlas..................................................................................................
2
B.
Macam-macam Ikhlas...........................................................................................
3
C.
Makna Ikhlas Kepada Allah.................................................................................
3
D.
Ciri-ciri Orang Ikhlas............................................................................................
5
E.
Cara Menggapai Ikhlas.........................................................................................
6
F.
Manfaat Ikhlas......................................................................................................
8
BAB
III PENUTUP.........................................................................................................
9
Kesimpulan.......................................................................................................................
9
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ikhlas
adalah sikap perbuatan yang timbul karena adanya keinginan sendiri, bukan
karena perintah atau paksaan orang lain. Jika mengerjakan sesuatu karena
mengharap imbalan dari suatu pihak tertentu maka belum termasuk ikhlas.
Misalnya, mengerjakan salat karena ingin dipuji oleh orang tua, orang lain,
atau pacar dan mengharap pujian yang lain berarti ibadah salat tersebut tidak ikhlas,
bahkan tidak mendapatkan pahala karena termasuk perbuatan "riya".
Sikap
ikhlas sangat penting dimiliki oleh setiap muslim, sebab hidup ini akan terasa
berat bagi orang yang tidak ikhlas. Namun sebaliknya akan terasa ringan bagi
mereka yang berhati ikhlas dan tulus. Selain itu, perilaku ikhlas juga dapat
mendatangkan berbagai keuntungan bagi pelakunya. Oleh sebab itu saya membuat
makalah ini untuk membahas lebih dalam lagi mengenai ikhlas dan cara untuk
menggapai ikhlas.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian ikhlas?
2. Apa
saja macam-macam ikhlas?
3. Bagaimana
makna ikhlas kepada Allah?
4. Bagaimana
ciri-ciri orang ikhlas?
5. Bagaimana
cara menggapai ikhlas?
6. Apa
manfaat dari perilaku ikhlas?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian ikhlas;
2. Untuk
mengetahui macam-macam ikhlas;
3. Untuk
mengetahui makna ikhlas kepada Allah;
4. Untuk
mengetahui ciri-ciri orang ikhlas;
5. Untuk
memahami cara menggapai ikhlas;
6. Untuk
mengetahui manfaat ikhlas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ikhlas
Pengertian
ikhlas dalam ajaran islam terbagi dalam 2 sudut padang. Pengertian menurut
bahasa dan pengertian berdasarkan istilah. Menurut bahasa, pengertian ikhlas
artinya tulus dan bersih. Sedangkan menurut istilah, makna dan arti ikhlas
adalah mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah SWT.
Bagi orang yang ikhlas, suatu perbuatan baik tidak harus dikaitkan dengan
imbalan atau balasan, apalagi hal itu diharapkannya dari manusia atau orang
yang diberi kebaikan oleh kita, melainkan hanya semata-mata ingin mendapatkan
rida Allah SWT. Jadi meskipun tidak mendapatkan imbalan apa pun, dan dari pihak
mana pun, ia akan tetap melakukan perbuatan baiknya itu.
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص
: اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ
يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
“Sesungguhnya
Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan
wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]
Adapula pengertian ikhlas menurus para ulama sebagai berikut:
1. Al
‘Izz bin Abdis Salam berkata : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan
ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan
penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya”.
2. Al
Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang
lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian
di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak
suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat
biji sawi”.
3. Abu
‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah
riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah
menyelamatkan kamu dari keduanya”.
4. Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah,
apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada
Allah dan mencapai tempat kemuliaanNya.
5. Abu
‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu
melihat kepada Khaliq (Allah)”.
B. Macam-Macam
Ikhlas
Sifat Ikhlas dibagi
dalam 3 macam :
1. Ikhlas
Awam
Dalam beribadah kepada
Allah karena dilandasi perasaan rasa takut terhadap siksa Allah dan masih
mengharapkan pahala.
2. Ikhlas
Khawas
Beribadah kepada Allah
karena didorong dengan harapan supaya menjadi orang yang dekat dengan Allah dan
dengan kedekatannya kelak ia mendapatkan sesuatu dari Allah SWT.
3. Ikhlas
Khawas al-Khawas
Beribadah kepada Allah
karena atas kesadaran yang mendalam bahwa segala sesuatu yang ada adalah milik
Allah dan hanya Allah-lah Tuhan yang sebenar-benarnya.
C. Makna
Ikhlas Kepada Allah
Ikhlas karena Allah
SWT, merupakan satu sifat yang mencakup keikhlasan terhadap dzat-Nya, kepada
asma-Nya dan kepada sifat-sifat-Nya, ikhlas keada perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya yang berkaitan dengan urusan agama, serta ikhlas menerima
qodho’ dan qadar-Nya yang menjadi keputusan-Nya yang bersifat alamiah. Berikut
kita dapat mengetahui penjelasannya secara global:
1. Ikhlas
Kepada Dzat Allah
Maksud dari pernyataan
dari ikhlas kepada dzat Allah adalah setiap muslim mesti mengesakan Dzat-Nya,
tidak mempersekutukan-Nya dengan makhluk seperti dengan manusia atau makhluk
ghaib, baik dalam masalah Rubbubiyah maupun Uluhiyah-Nya, dalam mencintai dan
beribadah. Tidak mencintai terhadap manusia atau benda lainnya melebihi cinta
kepada-Nya. Tidak menjadi abdi selain hanya kepada-Nya, tidak mengikuti sesuatu
yang tidak sesuai dengan titah-Nya, dan tidak menjadi pengikut apapun atau
siapapun yang tidak mungkin menyamai atau melampaui derajat-Nya.
Ikhlas kepada Allah
dalam pengertian asma’ dan sifat-Nya adalah tidak memiliki cara pandang yang
atheis (ilhad). Maksudnya wujud keikhlasan kepada asma’Nya ialah dengan tidak
mencabut pengertian yang ditunjukkan oleh asma’ itu sedikitpun. Itu dikarenakan
semua asma’ Allah adalah elok (husna) dan menunjukkan kepada sifat-sifat-Nya.
2. Ikhlas
Kepada Sifat Allah
Ikhlas kepada sifat
Allah yang dimaksudkan adalah meyakini akan kesempurnaan Allah SWT dengan
seluruh sifat-sifat-Nya dan tidak ada dzat lain yang dapat menyamai bahkan
melebihi kesempurnaan-Nya.
Dengan demikian ikhlas
kepada sifat Allah itu ditunjukkan dengan sifat ketergantungan muslim hanya
kepada-Nya. Disaat mengharapkan rahmat atau pertolongan maka tiada lain adalah
hanya kepada Allah semata. Sementara jika bantuan atau pertolongan itu datang
dari sanak famili, sahabat, atau dari orang yang tidak kita kenalpun,
sesungguhnya itu hanyalah jalan penyampaian saja.
3. Ikhlas
Terhadap Perintah dan Larangan Allah
Dalam pelaksanaan
syariat agama, setiap penganutnya diwajibkan menjalankan setiap perintah dan
menjauhi segala larangan yang berasal dari Allah SWT. Pelaksanaan dari segala
perintah dan menjauhi segala larangan yang ada, itu merupakan barometer
keikhlasan seseorang terhadap perintah dan larangan Allah ini.
Untuk mengenali
kapasitas besar atau kecilnya keikhlasan kita kepada perintah dan larangan
Allah, dapatlah terlihat dalam realisasinya dalam kehidupan. Jika seorang
mendapatkan satu perintah atau pekerjaan yang dalam pelaksanaannya jelas
bertentangan dan dimurkai Allah SWT, kemudian orang itu dengan sengaja
melaksanakannya maka itu menunjukkan bahwa perintah tadi lebih tinggi
kedudukannya dari pada perintah Allah.
4. Ikhlas
Terhadap Qodho’ dan Qodar Allah
Sebagai makhluk Allah
tentunya setiap muslim akan paham dan mengetahui bahwa dalam penciptaannya di
bumi ini akan membawa qodho’ dan qodarnya sendiri-sendiri. Artinya setidaknya
mengerti dan memahami bahwa setiap manusia yang tercipta ini mempunyai
kemampuan dengan batasan yang telah ditetapkan oleh sang pencipta. Yang jelas
semua ketetapan itu jelas didasarkan kepada kasih sayang dan keadilan kepada
makhluk-Nya.
Sebagai pengukur besar
atau kecilnya rasa ikhlas terhadap qodho dan qodar Allah terhadap diri
seseorang adalah seberapa besar atau ada dan tidaknya penentangan dalam hati
seseorang terhadap turunnya satu takdir dari takdir-takdir yang telah
ditetapkan kepada kita.
D. Ciri-ciri
Orang Ikhlas
Ada beberapa ciri orang
yang ikhlas sebagai berikut:
1. Senantiasa
beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau
bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan.
2. Terjaga
dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh
dari mereka.
3. Tidak
mencari populartias dan tidak menonjolkan diri.
4. Tidak
silau dan cinta jabatan.
5. Tidak
diperbudak imbalan dan balas budi.
6. Tidak
mudah kecewa.
Ada pula beberapa ciri orang
yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, diantaranya:
1. Terlalu
berharap kepada makhluk
2. Seringkali
merasa kecewa dalam hidupnya
3. Mengumbar
amal kebaikannya
4. Membeda-bedakan
amal
5. Membeda-bedakan
orang atau golongan
6. Niat
tidak tulus
7. Kurangnya
rasa syukur dan doa
E. Cara
Menggapai Ikhlas
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan
seseorang untuk menggapai ikhlas dengan sempurna :
· Mengosongkan
pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT.
Kita hanya memikirkan
Allah, shalat untuk Allah, dzikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan
hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah.
· Jangan
munculkan rasa riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya
di hadapan Allah SWT.
Disadari bahwa setiap
diri sering ingin muncul perasaan riya’ dan itulah bujuk rayu iblis,
usahakanlah riya’ itu diusir jauh-jauh.
· Rasakanlah
Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita.
· Berdo’a
memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya.
Sebagaimana do’a Nabi
Ibrahim a.s,” (QS. al An’am: 77). "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
· Selalu
Menghadirkan Kebesaran Allah Ta’ala
Munculkanlah perasaan bahwa Allah adalah dzat Maha Besar yang ada di
semesta. Sehingga kita akan terhindar dari perasaan sombong dalam melakukan
sesuatu, pasalnya ada Dzat yang lebih besar dibanding semua yang kita miliki di
dunia ini. Demikian halnya saat menerima suatu musibah. Allah tidak akan
memberikan musibah kecuali sebagai bentuk kasih sayangnya kepada kita
agar kita naik derajat.
· Mengingat
Pahala Keikhlasan
Ikhlas merupakan
satu-satunya jalan menuju surga. Tanpa keikhlasan suatu amal tidak akan
diterima, dan tanpanya juga seorang hamba akan terjerumus ke dalam neraka.
Berusahalah untuk mengingat hal ini, ketika perasaaan tidak ikhlas itu kembali
hadir.
· Memperbanyak
Ketaatan
Taat merupakan apa yang
sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan memperbanyak melakukan ketaatan,
hati kita terbiasa dekat dengan Allah. Sehingga saat melakukan sesuatu yang
teringat hanyalah Allah SWT.
· Tidak
Takjub dengan Diri Sendiri
Takjub dengan diri
sendiri, membuat kita menyekutukan Allah dengan diri sendiri. Seakan akan dia
telah berjasa kepada Allah dengan amalannya. Padahal, hakekatnya justru
sebaliknya. Seorang bisa beramal merupakan taufik dari Allah ta’ala. Ujub
kepada diri sendiri sebagaimana halnya syirik dapat menghapus amalan,
sebagaimana yang disampaikan Imam Nawawi Rahimahullah.
· Bergaul
dengan Orang-Orang Ikhlas
Ikhlas memang rahasia antara manusia
dan Rabb-Nya. Namun demikian, manusia bisa merasakan rekan atau saudaranya
melakukan sesuatu dengan ikhlas atau tidak.
Bergaul lah dengan mereka yang anda rasa memiliki ilmu ikhlas ini.
Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka dalam keikhlasan.
F. Manfaat
Ikhlas
Bila kita senantiasa
ikhlas beribadah, ada manfaat yang dapat kita rasakan diantaranya yaitu :
1. Membuat
hidup menjadi tenang dan tenteram
2. Amal
ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Dibukanya
pintu Ampunan, dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
5. Doa
kita akan diijabah.
6. Dekat
dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7. Mendapatkan
perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
8. Akan
mendapatkan Naungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .di hari kiamat.
9. Allah
Subhanahu wa Ta’ala, akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke
jalan yang salah.
10. Allah
Subhanahu wa Ta’ala’ akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas
dalam membangun masjid.
11. Mudah
dalam memaafkan kesalahan orang lain.
12. Dapat
memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan:
Berdasarkan
pembahasan yang saya uraikan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Ikhlas
adalah mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah SWT.
2. Sifat
Ikhlas dibagi dalam 3 macam :
· Ikhlas
Awam
· Ikhlas
Khawas
· Ikhlas
Khawas al-Khawas
3. Makna
ikhlas kepada Allah seperti:
· Ikhlas
kepada dzat Allah
· Ikhlas
kepada sifat Allah
· Ikhlas
terhadap perintah dan larangan Allah
· Ikhlas
terhadap Qodho dan Qodar Allah
4. Ciri-ciri
orang ikhlas adalah senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, terjaga
dari segala yang diharamkan Allah, tidak mencari populartias dan tidak
menonjolkan diri, dll.
5. Cara
yang dapat dilakukan seseorang untuk menggapai ikhlas dengan sempurna adalah mengosongkan
pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT, jangan munculkan rasa
riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan
Allah SWT, rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita,
berdo’a memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas
untuk-Nya, dll.
6. Manfaat
yang akan kita rasakan jika telah menggapai ikhlas seperti hidup menjadi tenang
dan tenteram, amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diangkatnya
derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, mudah dalam memaafkan
kesalahan orang lain, dll.
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/2977-pengertian-ikhlas.html
http://www.infoyunik.com/2015/06/enam-cara-menumbuhkan-perasaan-ikhlas.html
http://bseclub.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-keikhlasan.html
http://elfinarahmania.blogspot.co.id/2014/10/makalah-ridho-dan-ikhlas.html
http://dalamislam.com/dasar-islam/ciri-ciri-orang-yang-tidak-ikhlas-dalam-beribadah-kepada-allah-swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar