BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bisnis
merupakan usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan
dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Bisnis bisa diartikan sebagai hal yang
lumrah bagi masyarakat. Macam-macam bidang bisnis bermunculan pada era
globalisasi saat ini. Bisnis kecil mempunyai peran penting dalam pembangunan
ekonomi nasional, dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan juga membantu
mendorong laju perekonomian.
Bisnis
kecil merupakan usaha yang didirikan berdasarkan inisiatif sendiri. Pengaruh
bisnis kecil sangat banyak pada saat krisis ekonomi di negara kita, banyak
sekali berskala bisnis besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnnya,
oleh karena itu bisnis kecil berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian bisnis kecil?
2. Bagaimana
ruang lingkup bisnis kecil?
3. Bagaimana
sistem penggajian dalam bisnis kecil?
4. Bagaimana
pemilihan lokasi bisnis dan usaha lainnya?
5. Apa
risiko dan kegagalan bisnis kecil?
6. Apa
masalah memiliki dan menjalankan bisnis sendiri?
7. Bagaimana
kiat menjadi pengusaha yang sukses?
C. Tujuan
1. Untuk
menjelaskan tentang bisnis kecil;
2. Untuk
menjelaskan ruang lingkup dalam bisnis kecil;
3. Untuk
menjelaskan sistem penggajian dalam bisnis kecil;
4. Untuk
menjelaskan pemilihan lokasi bisnis dan usaha lainnya;
5. Untuk
menjelaskan risiko dan kegagalan bisnis;
6. Untuk
menjelaskan masalah memiliki dan menjalankan bisnis sendiri;
7. Untuk
menjelaskan kiat-kiat menjadi pengusaha sukses.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Bisnis Kecil
Istilah bisnis kecil menentang suatu
definisi yang sederhana. Departemen perdagangan AS menganggap suatu bisnis itu
“kecil” apabila mereka mempunyai karyawan kurang dari 500 orang. Tetapi Small
Business Administration (SBA), suatu badan pembantu pemerintah AS untuk
bisnis-bisnis kecil, menganggap beberapa perusahaan dengan 1.500 karyawan
sebagai perusahaan “kecil”. Definisi SBA berdasarkan pada dua faktor : jumlah
karyawan dan total penjualan setahun. Contohnya, manufaktur ditetapkan sebagai
bisnis kecil menurut kriteria pertama dan tokoh-tokoh belanja menurut kriteria
kedua. Karenanya, walaupun suatu tokoh belanja yang independen dengan penjualan sebesar $ 13 juta mungkin terdengar
besar, SBA masih melihatnya sebagai suatu bisnis kecil bila penghasilannya
dibandingkan dengan penghasilan pengecer makanan yang benar-benar besar.
Karena sulit untuk mendefinisikan suatu
bisnis kecil dalam ukuran angka, kita akan mendefinisikan suatu bisnis kecil
(small business) sebagai bisnis yang dimiliki dan diatur secara independen dan
yang tidak mendominasi pasarnya. Oleh karenanya, suatu bisnis kecil tidak dapat
menjadi suatu bagian dari bisnis lain: operator harus menjadi bos mereka
sendiri, bebas untuk menjalankan bisnis mereka sesuai dengan keinginannya.
Selain itu, bisnis-bisnis kecil harus mempunyai pengaruh yang relatif kecil
dalam pasarnya. Contohnya, walaupun Compaq Computer adalah suatu bisnis kecil
ketika mereka pertama kali memulai bisnis pada tahun 1984, mereka sekarang
adalah suatu perusahaan yang dominan dalam pasar komputer pribadi. Seperti
banyak usaha-usaha lainnya, Compaq memang pernah menjadi suatu bisnis kecil
tetapi sekarang tidak lagi.
2. Ruang
Lingkup Lisnis Kecil
Bisnis-bisnis kecil sekarang lebih umum
pada beberapa industri daripada pada industri lainnya. Lima kelompok utama
industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, grosir, pertanian dan manufaktur.
a. Jasa
Bisnis jasa merupakan
segmen terbesar dan paling cepat berkembang dari semua usaha bisnis kecil.
Selain itu, tidak ada kelompok industri lainnya yang menawarkan suatu return on time invested. Akhirnya, jasa
cenderung lebih menarik bakat-bakat inovasi yang banyak dicirikan oleh banyak
usaha-usaha kecil.
Jasa bisnis kecil
berkisar dari toko semir sepatu sampai agen penyewaan mobil, dari konsultasi
perkawinan sampai perangkat lunak komputer, dari akuntansi dan konsultasi
manajemen sampai pemeliharaan anjing piaraan profesional.
b. Eceran
Suatu bisnis eceran
menjual langsung ke konsumen produk yang di manufaktur oleh
perusahaan-perusahaan lain. Ada ratusan jenis pengecer, dari toko rambut palsu
dan serai yogurt beku (frozen yogurt) sampai dealer mobil dan toko serba ada.
Akan tetapi, umumnya para wirausaha lebih menyukai specialty shops (toko-toko
khusus) misalnya, pakaian laki-laki dewasa yang memungkinkan mereka untuk
memfokuskan sumber daya yang terbatas pada segmen pasar yang lebih kecil.
c. Grosir
Seperti halnya dengan
jasa dan eceran, para wirausaha kecil juga mendominasi usaha grosir. Suatu
bisnis grosir membeli produk dari produsen dan kemudian menjualnya ke pengecer.
Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dan kuantitas
dan tempat yang menguntungkan bagi para pengecer. Karenanya, untuk suatu volume
bisnis tertentu mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan daripada produsen,
pengecer, atau penyedia jasa. Mereka juga melayani lebih sedikit pelanggan
daripada penyedia lainnya umumnya pelanggan yang secara berulang-ulang membeli
barang dalam jumlah besar.
Contohnya, grosir dalam
industri barang belanjaan membeli makanan kaleng dalam jumlah besar dari
perusahaan seperti Del Monte dan Campbell’s dan kemudian menjualnya baik kepada
rantai toko barang belanjaan dan toko barang belanjaan independen yang lebih
kecil.
d. Pertanian
Pertanian mungkin usaha
bisnis kecil yang paling tua. Selama berabad-abad, hampir setiap orang menanam
sendiri makanannya. Maka, dengan menanam lebih banyak bibit daripada apa yang
anda butuhkan untuk dikonsumsi sendiri dan selebihnya untuk dijual.
e. Pabrikasi
(manufacturing)
Lebih dari kelompok industri
lainnya, pabrikasi sering kali termasuk dalam bisnis besar dan untuk alasan
yang baik. Karena investasi umumnya dibutuhkan dalam peralatan, energi dan
bahan mentah, sejumlah uang dalam jumlah besar biasanya dibutuhkan untuk memulai
suatu bisnis pabrikasi. Contohnya, dalam memproduksi mobil dibutuhkan investasi
milyaran dolar dan ribuan pekerja sebelum mobil pertama keluar dari jalur
perakitan. Jelas, peralatan seperti itu tidak dapat dipenuhi oleh banyak
individu. Walaupun Henry Ford memulai dengan uang $28.000, tetapi ia memulainya
sewaktu bisnis ini sudah lama sejak siapa pun memulai suatu perusahaan pembuat
mobil AS dari awal.
3. Sistem
Penggajian
Perhitungan
gaji karyawan di usaha kita memang dapat ditentukan sendiri. Dengan mempertimbangkan
pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya maka akan ditemukan berapa besar gaji
nan diterima oleh pekerja kita. Pengeluaran buat menggaji karyawan harus
selaras dengan laba nan diperoleh oleh sebuah usaha. Misalnya saja bila kita
mendirikan stan es teh dengan keuntungan higienis sekitar Rp.40.000 per
harinya, maka pengeluaran buat gaji karyawan stan es tersebut jangan sampai
lebih dari separuh keuntungan bersih, atau dengan contoh tersebut maka
diperoleh nominal kurang dari Rp. 20.000.
Terkadang
perhitungan gaji karyawan dari seseorang nan baru memulai bisnis memakai
patokan Upah Minimum Regional. Memang diakui cara ini ialah cara nan tercepat
buat menentukan berapa besar gaji dari karyawan nan kita pekerjakan. Jika
bisnis kita baru dimulai maka perhitungan tersebut kurang sinkron mengingat
bisnis kita tak seperti perusahaan-perusahaan nan telah bonafit atau besar.
Dimana pelanggan atau pengunjung dari bisnis kita baru mengetahui keberadaan
usaha nan didirikan. Ketika bisnis telah berkembang pesat dengan keuntungan nan
cukup besar maka bolehlah kita memakai standart UMR buat mengganji para
pekerja.
Secara
umum, ada tiga sistem upah yang dapat diterapkan pada bisnis kecil, yaitu upah
menurut waktu, upah menurut hasil, dan upah premi. Pembahasan detailnya sebagai
berikut.
a) Upah menurut waktu
Sistem ini ditentukan
berdasarkan waktu kerja, yaitu upah per jam, per hari, per minggu, atau per
bulan. Dengan sistem ini, urusan pembayaran gaji lebih mudah. Namun kelemahan
dari sistem pengupahan disini tidak ada perbedaan antara karyawan yang prestasi
atau tidak, sehingga efek negatif yang mungkin timbul pada karyawan dorongan
bekerja lebih baik tidak ada.
b) Upah
menurut hasil
Sistem pengupahan
menurut hasil ditentukan menurut jumlah hasil (produksi) atau pencapaian target
yang diperoleh dari masing-masing karyawan. Karyawan yang rajin akan mendapat
upah lebih tinggi, dan demikian sebaliknya. Kelemahan dari sistem ini, apabila
tidak ada kontrol dengan ketat atas hasil produksi maka akan dihasilkan mutu barang
yang rendah. Untuk itu, sebagai solusinya perlu dibuat standar mutu untuk
menetapkan besarnya upah.
c) Upah
premi
Upah premi dikenal
dengan upah tambahan/bonus, yaitu upah yang diberikan kepada karyawan yang
bekerja dengan baik atau menghasilkan lebih banyak dalam satuan waktu sama.
Sisitem ini memacu karyawan untuk bekerja lebih optimal dan efisien.
4. Pemilihan
Lokasi Bisnis dan Usaha Lainnya
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha.
Semakin strategis lokasi usaha yang
dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap
kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha
yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu
bagus.
Berikut
beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan
strategi memilih lokasi usaha.
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
Usahakan memilih lokasi
usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan
penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha.
Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan
usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh
berbeda.
2. Besar
pendapatan masyarakat sekitar lokasi
Besar pendapatan
masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan
Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh
terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk
yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup
tinggi (misalnya di kota – kota besar). Sedangkan bila ingin menawarkan produk
dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih
lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah
tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas
produk yang dijual.
3. Memperhatikan
tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
Perhatikan trafik lalu
lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi
jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan
kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di
daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor,
bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda
dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.
4. Banyaknya
usaha yang mendukung lokasi tersebut
Semakin banyak usaha
yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga
semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang
menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik
datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi
pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5. Sesuaikan
dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
Biasanya lokasi usaha
yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga
sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu
sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan
memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai
pengunjung.
6. Pilih
lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Jika di lokasi tersebut
sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini
dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda
harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha
Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7. Perhatikan
pula akses menuju lokasi usaha
Usahakan pilih lokasi
yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha
yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan
pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8. Tingkat
keamanan yang mendukung
Lokasi usaha yang aman
juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan
kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda
dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko
pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi
kurang aman.
9. Perhatikan
kebersihan lokasi usaha
Konsumen tidak akan mengunjungi
sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau
kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga
kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke
lokasi usaha Anda.
Namun,
Apabila usaha yang
akan dijalani bergerak dalam
bidang produksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
lokasi usaha yakni:
1.
Dekat dengan pasar.
Bagi
pengusaha dalam bidang penjualan produk, biaya dan waktu diperlukan untuk
mengangkut produk ke pelanggan, adalah suatu pertimbangan utama. Karena itu,
perusahaan harus ditempatkan dekat pusat pasarnya. Faktor lain yang juga perlu
diperhatikan dalam mendekati pasar, yaitu kuantitas dan kualitas produk yang
akan dijual, daya beli masyarakat, dan jenis produk yang akan dihasilkan.
Barang yang lekas rusak, seperti daging, ikan memerlukan kecepatan untuk
sampai ke pasar, hal ini perlu dipertimbangkan.
2.
Dekat dengan bahan baku dan bahan
Penunjang.
Sumber
bahan baku atau bahan mentah yang diperlukan sebagai input, harus
dipertimbangkan. Ini sangat erat hubungannya dengan biaya produksi. Bahan baku
yang murah harganya tetapi jauh letaknya dari lokasi
perusahaan, akan mengakibatkan biaya angkutan relatif tinggi dan biaya produk
relatif mahal sehingga harga jual produk juga mahal. lokasi perusahaan haruslah ditempatkan pada lokasi yang biaya
pengangkutan atau biaya materialnya relatif murah. Pertimbangan lain suatu
perusahaan harus dekat dengan bahan baku, terutama bagi perusahaan yang
menggunakan bahan baku yang mudah busuk seperti industri bahan makanan,
industri pengalengan, dsb.
3.
Dekat dengan sarana transportasi.
Lokasi
perusahaan harus dekat dengan sarana transportasi, agar hubungan antara
produsen dan konsumen di pasar; antara produsen dengan pemasok bahan baku mudah
atau cepat, bila menerima bahan baku untuk diproses menjadi produk jadi dan
cepat mengirim produknya baik ke pasar maupun ke pemesan, maka akan memberikan
kepuasan kepada pelanggannya. Pertimbangan tersebut, pada dasarnya, adalah agar
biaya transportasi dapat ditekan serendah mungkin sehingga harga barang dapat
bersaing di pasar.
4.
Dekat dengan tenaga kerja yang cocok
Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor produksi, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap hasil produksi.
Tingkat upah yang di suatu lingkungan masyarakat, harus menjadi perhitungan
dalam menentukan lokasi, agar bisa
disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Dan juga Faktor kemampuan tenaga kerja
di suatu lokasi produksi.
5.
Sesuaikan dengan segmen masyarakat yang akan diraih
Misalnya jika ingin membuka klinik kesehatan untuk
kelas menengah ke atas maka lokasi perumahaan kelas menengah atas menjadi
masuk akal. Atau jika ingin membuka toko bahan-bahan bangunan sebaiknya mencari
lokasi perumahan yang sedang berkembang
5.
Risiko dan Kegagalan Bisnis kecil
a. Risiko
Bisnis Kecil
1) Risiko
Produksi
Ketika Anda
memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau
fashion yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak
untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi
pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan
prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya
sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat
diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika
telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada
yang cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari
pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut
membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan
resiko usaha. Selain faktor non-human dalam proses produksi, faktor SDM
nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian,
ketekunan, dan lain sebagainya.
2)
Risiko Pemasaran
Resiko
pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang
perlu Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar
produk yang Anda hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang
sering dihadapi adalah kita sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing
yang baik. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah lebuh sering mengikuti
smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik marketing, sering membaca buku,
serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya
adalah Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
3)
Risiko Sumber Daya Manusia
Seringkali
ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan
bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah
merekrut karyawan atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi
adalah masalah dengan sumber daya manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja
yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Yaitu
misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang bertanggung jawab, tidak
jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan
perusahaan. Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam
menerima karyawan. Anda dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test
psikologi, wawancara, dan persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu
sebelum menerima karyawan tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda.
4)
Risiko Finansial
Memiliki
usaha dan bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau
pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam
jumlah besar. Perlu diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang
perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala
tersebut muncul. Kemudian Anda harus menyiapkan langkah penyelesaiannya agar
Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan dan yang akan berakibat
buruk bagi perusahaan.
5)
Risiko Lingkungan
Tidak jarang
resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis
usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan
limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar
lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain
adalah usaha bengkel mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya
adalah tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir
dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan membangun usaha
bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya
pencegahan lainnya.
6)
Risiko Teknologi
Resiko yang
sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan.
Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun
juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul
adalah waktu pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat
terlalu lama dan tidak dilakukan service secara berkala, maka
kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Hal ini merupakan
kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat, mesin dan
teknologi benar-benar harus diperhatikan.
7)
Risiko Permintaan Pasar
Kesuksesan
tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka
waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun
kedepan. Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan
cukup besar, namun apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar
masih menginginkan produk Anda? Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan
inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan melihat peluang apa yang harus
Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
8)
Risiko Perbaikan
Jika Anda
ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih
berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar,
inovasi prosuk apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan
tidak mungkin perbaikan yang ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan
negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain perbaikan tersebut tidak atau
kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus memastikan
terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda
lakukan, naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain
sebagainya.
9)
Risiko Kerjasama
Memiliki
partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda
harus memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan
tidak langsung mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra
bisnis Anda. Anda harus mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih
baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian hari Anda terhindar dari resiko
penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak merugikan perusahaan
Anda.
10) Risiko
Peraturan Pemerintah
Sebagai
warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang
berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan
usaha kita tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang
mana peraturan tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis.
Pastikan jenis usaha yang Anda jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah
sehingga Anda akan mendapatkan jaminan usaha yang baik.
11) Risiko
Pengembangan Aset
Ketika telah
mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up.
Namun Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa
yang akan Anda dan perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati
jika ingin mengembangkan asset Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan,
serta menghitung kembali resiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Sehingga
jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda dapat menyipakan
langkah yang tepat untuk mengatasinya.
b.
Kegagalan Bisnis Kecil
Empat faktor
umum yang mempengaruhi kegagalan Bisnis Kecil :
1)
Manajer yang tidak Kompeten atau tidak Berpengalaman
Banyak
bisnis dimulai oleh orang-orang dengan sedikit atau tanpa latihan atau
pengalaman Manajemen. Beberapa orang berfikir bahwa manjemen hanyalah ‘’logika
Saja (Common Sense ) .’’ tetapi bila manjer tidak tau bagaimana membuat
keputusan dasar bisnis, kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka
panjang.
2)
Kurang Memberi Perhatian
Setelah
Gelamor dan kegembiraan Pesta Pembukaan secara besar-besaran, bebrapa pengusaha
menjadi tidak bersemangat dan gagal berfokus pada bisnis seperti seharusnya.
Pendek kata, Memulai suatu Bisnis kecil membutuhkan suatu Komitmen Waktu yang
sangat Tinggi. Pemilik Bisnis kecil yang tidak mau bekerja dengan Jam-jam Kerja
yang Panjang dan mengerjakan banyak tugas ynag berbeda memiliki kemungkinan
lebih besar untuk Gagal.
3)
Sistem Kontrol yang Lemah
Suatu Sistem
Kontrol membantu manajer memonitor Biaya, Tingkat Produksi, Produktifitas dsb.
Bila Sistem Kontrol tidak memberikan Tanda akan Adanya masalah yang akan
dihadapi, manajer mungkin berada dalam masalah yang serius sebelum
kesulitan-kesulitan yang mudah dilihat dapat terlihat oleh mereka.
4)
Kurangnya Modal
Ini adalah
Suatu Nasehat yang sering dibicarakan, suatu Bisnis baru harus mempunyai modal
yang cukup untuk beroperasi paling tidak selama 6 bulan tanpa menerima
keuntungan. Para Pemilik Bisnis baru hampir dipastikan akan gagal bila mereka
mengharapkan dapat Membayar sewa bulan Ke 2 dari Keuntungan Bulan Pertama.
6. Masalah
Memiliki dan Menjalankan Bisnis sendiri
Masalah
dalam Memiliki dan Menjalankan Bisnis Sendiri Antara lain Sebagai Berikut:
a. Masalah
Modal
Masalah ini adalah masalah laten, alias masalah yang
sering dihadapi bagi pebisnis, baik pemula maupun yang sudah senior. Salah
satu solusinya adalah mencari pinjaman ke bank atau bisa mencari investor yang
bisa memberikan dana segar. Kalau ide yang akan Anda jalankan cukup brilian,
pastinya banyak investor yang bersedia menjadi penyokong dana. Yang
penting Anda bisa meyakinkan calon investor Anda.
b.
Masalah Sumber Daya Manusia
Bila bisnis yang Anda geluti masih bertaraf kecil,
lebih baik manfaatkan tenaga di sekitar Anda. Misalnya keluarga, teman dan
tentu saja mereka harus memiliki keahlian dalam bisnis yang sedang Anda
jalankan. Kalau bisnis tersebut sudah memiliki komitmen merekrut tenaga
professional, Anda berperan penting untuk menyeleksi para calon karyawan handal
yang akan menjalankan bisnis bersama.
c. Masalah
Pemasaran
Ide-ide dan produk bisnis akan
berkembang dengan baik lewat tim pemasaran ini. Tidak heran pihak pemasaran
salah satu ujung tombak maju atau tidaknya sebuah usaha. Seringkali sebuah
usaha tidak memiliki tempat untuk memasarkan produknya sehingga bukannya untung
yang diperoleh melainkan kerugian. Tim pemasaran ini akan mencari tahu, berikut
mencari strategi atas tren yang sedang terjadi, sehingga pihak perusahaan bisa
meyakinkan produk yang mereka hasilkan sukses di pasaran.
d. Masalah
Persaingan
Seringkali usaha yang Anda lakukan
kalah saing dan Anda mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi hal ini usaha Anda
haruslah memiliki strategi menghadapi persaingan. Salah satunya dengan
produk atau jasa yang baik dan promosi yang meyakinkan. Strategi
menghadapi persaingan lainnya adalah melakukan berbagai terobosan dan
kreatifitas yang lain dari pada lainnya. Misalnya bila usaha Anda di bidang
kuliner, tidak ada salahnya membuat varian mie ayam jamur dengan tambahan
kornet sapi pedas, sehingga rasanya lain dari pada yang lain.
7. Kiat
Menjadi Pengusaha Sukses
a. Kenali
Impian Anda
Semua kemudahan dari fasilitas yang
kita gunakan saat ini dulunya hanyalah sebuah impian dari orang-orang yang
telah menemukan dan menciptakannya. Orang-orang ini mengenali mimpi mereka dan
percaya bahwa mimpi-mimpi ini bisa diwujudkan. “Orang dengan ide baru adalah
orang aneh sampai ide tersebut berhasil”. Demikian sebuah ungkapan. Dan
orang-orang yang sekarang wujud impiannya sedang kita gunakan, telah rela
dianggap aneh dan bahkan dianggap gila. Karena barangkali bagi mereka, hidup
mengejar impian dan menjadi orang seperti yang mereka sendiri inginkan, jauh
lebih mulia dan bahagia daripada menjadi orang dan menjalani kehidupan seperti
yang orang lain harapkan dan tentukan.
b. Ambil
Langkah Pertama
Banyak impian hanyalah tinggal
impian jika tidak ada tindakan yang diambil untuk membuat impian tersebut
terwujud. Langkah pertama yang paling tepat untuk memulai adalah dengan
mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuka jalan ke arah impian kita.
Namun di era informasi saat ini, sangat mudah untuk terjebak dalam informasi
yang salah. Bahkan tidak jarang tersesat dalam belantara informasi. Terlebih
sebagai manuasia kita mudah sekali tergoda pada hal-hal yang kelihatannya serba
mudah dan instan. Karena itu motto kami adalah “Internet Bagaikan Hutan
Belantara Yang Tanpa Batas Jadi Pastikan Anda Menginvestasikan Waktu Dan Energi
Anda Hanya Pada Yang Memberikan Nilai Kembalian Yang Paling Tinggi Untuk Anda”.
c. Bersedia
Belajar
Saat ini banyak sekali orang yang
menjadi penganggur berpindidikan. Kenapa? Karena pendidikan saja tidak cukup.
Selain berpendidikan kita juga harus memiliki ketrampilan. Telah sangat banyak
contoh di dunia ini dimana orang justru menjadi sukses bukan karena
pendidikannya tapi karena ketrampilannya. Karena itu jangan sungkan untuk
belajar ketrampilan-ketrampilan baru yang akan semakin mendekatkan anda dengan
impian anda. Mungkin tidak akan ada tepuk tangan, pakaian toga atau sertifikat
ketika anda telah menguasai ketrampilan bisnis anda. Tapi semua orang tahu,
dalam bisnis indikator sukses bukan nilai akademis, tapi nilai saldo.
Namun demikian, jangan jadikan uang
sebagai tujuan utama. Karena ketika kita semakin layak untuk menjadi sukses,
uang akan mengikuti dengan sendirinya.
d. Ciptakan
Sebuah Sistem
Agar mudah mengevaluasi perkembangan
bisnis anda. Ciptakan sebuah sistem. Standard Operating Procedure (SOP).
Prosedur mengoperasikan televisi paling sederhana misalnya; sambungkan TV ke
sumber listrik, tekan tombol power. Jika televisi tidak menyala berarti
kemungkinan masalah hanya dua, kalau bukan pada sumber listriknya yang kosong
berarti power TV tersebut yang rusak. Hampir semua intansi dan korporasi besar
memiliki SOP untuk mengatur bisnis mereka. SOPlah yang membuat KFC, McDonald,
Pizza Hut, Coca-Cola, Pepsi cita rasanya tetap sama di belahan dunia manapun
dia dijual. Di eCerdas, WFD System adalah SOP yang dibuat agar jerih payah yang
telah dilakukan untuk megembangkan jaringan tidak perlu lagi dilakukan
berulang-ulang.
e. Kembangkan
Jaringan
Bisnis tanpa jaringan hanya menjadi
bisnis lokal. Dan tidak ada bisnis yang sukses besar tanpa membangun jaringan.
Ada orang yang sukses karena jaringan bisnis restorannya, jaringan bisnis real
estatenya, jaringan bisnis baksonya dan lain-lain. Ketika bisnis online hadir,
membangun jaringan menjadi lebih mudah. Tidak perlu tanah, gedung dan karyawan.
Mengawasinyapun menjadi lebih mudah, tidak perlu pergi-pergi ke luar kota,
tidak perlu menstok barang, dijalankan tanpa terikat waktu dan tempat. Saat
ini, siapa yang paling luas dan berkualitas jaringan yang dimilikinya, maka
akan semakin sukses dia. Membangun jaringan yang tidak sekedar luas tapi juga
berkualiatas adalah salah satu ketrampilan yang paling dibanggakan dan
diandalkan oleh entreprenuer manapun.
f. Pengorbanan
Investasi adalah bahasa lain dari
pengorbanan. Dimana saat berinvestasi kita rela berkorban untuk tidak
membelajakan uang yang kita miliki saat ini demi harapan akan perkembangan
hasilnya di masa depan. Demikian juga dalam investasi waktu dan energi. Tapi
sayangnya, sangat jarang orang yang rela berkorban, orang yang bersedia menunda
kesenangannya saat ini demi kesenangan yang jauh lebih besar di hari esok hanya
karena terbayang-bayang akan resikonya. Padahal jika pengorbanan itu memang
dibutuhkan dalam meraih impiannya, maka kita akan menjalankannya dengan suka
cita.
Halangan apapun adalah tantangan
untuk menjadi lebih kuat, lebih cerdas, lebih berpengalaman dan tentunya untuk
menjadi lebih sukses.
g. Konsisten
Ada saat dalam menjalankan bisnis
seakan-akan mendadak menjadi buntu. Cahaya gairah yang tadinya terang-benderang
tiba-tiba meredup. Baik karena suatu alasan atau bahkan tidak diketahui alasannya
kenapa. Banyak calon-calon bintang berguguran pada fase ini, ketika komitmen
mereka diuji, ketika daya tahan fisik dan mentalnya diuji, mereka kalah.
Sehingga mereka tidak layak melihat impian mereka menjadi nyata. Yang paling
menyedihkan kebanyakan mundur justru ketika impian telah tinggal sejangkauan
lagi. “Saat paling gelap di malam hari adalah saat menjelang fajar”, demikian
sebuah ungkapan bijak. Jika langkah anda mulai tersandung, ingatlah kembali
impian anda. Bayangkan bagaimana kesengsaraan yang akan anda alami jika impian
anda tidak tercapai.
h. Impian
Menjadi Nyata
Kini semua perjuangan yang dilakukan
untuk meraih impian telah tercapai. Jika ada tetes air mata dan luka di masa
lalu, kini menjadi kenangan dan kisah yang manis dan menjadi motivator bagi
generasi bintang berikutnya.Betapa bahagianya menjadi orang seperti yang kita
inginkan. Betapa bahagianya dapat menjalani kehidupan sesusai dengan pilihan
sendiri. Betapa bahagianya mengetahui bahwa kebahagiaan ini buah dari
perjuangan sendiri. Dan yang paling membahagiakan adalah sekarang kita dapat
membagi kebahagiaan ini kepada keluarga, orang-orang yang kita cintai, sahabat
dan lingkungan kita. Dan sekarang kita juga sadar bahwa ketika kita bermimpi
meraih bintang, dan kita benar-benar telah berjuang untuk mewujudkannya, walau
mungkin nanti bintang itu tidak teraih, tapi kita tidak akan sekedar
mendapatkan lumpur.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
1.
Bisnis kecil (small business) adalah
bisnis yang dimiliki dan diatur secara independen dan yang tidak mendominasi
pasarnya;
2.
Ruang lingkup bisnis kecil yang populer
terdiri dari lima kelompok utama yaitu jasa, eceran, grosir, pertanian dan
manufaktur;
3.
Secara umum, ada tiga sistem upah yang
dapat diterapkan pada bisnis kecil, yaitu upah menurut waktu, upah menurut
hasil, dan upah premi;
4. beberapa
faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih
lokasi usaha.
a. Tingkat
kepadatan penduduk sekitar lokasi
b. Besar
pendapatan masyarakat sekitar lokasi
c. Memperhatikan
tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
d. Banyaknya
usaha yang mendukung lokasi tersebut
e. Sesuaikan
dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
f. Pilih
lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
g. Perhatikan
pula akses menuju lokasi usaha
h. Tingkat
keamanan yang mendukung
i.
Perhatikan kebersihan lokasi usaha
5.
Risiko dan kegagalan bisnis ada beberapa
macam yaitu: risiko produksi, pemasaran, sumber daya manusia, finansial,
lingkungan, teknologi, permintaan pasar, perbaikan, kerja sama, peraturan
pemerintah dan pengembangan asset;
6.
Beberapa masalah memiliki dan
menjalankan bisnis sendiri yaitu: masalah modal, sumber daya manusia, pemasaran
dan persaingan.
7.
Kiat-kiat menjadi pengusaha sukses:
kenali impian, ambil langkah pertama, bersedia belajar, ciptakan sebuah sistem,
kembangkan jaringan, pengorbanan, konsisten dan impian menjadi nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin,
Ricky W. dan Ebert Ronald J. 1997. Business,
fourth edition. Jakarta: Prenhallindo
Griffin,
Ricky W. Dan Ebert Ronald J. 2008. Bisnis
Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
http://bisnisukm.com/strategi-memilih-lokasi-usaha.html http://ciputrauceo.net/blog/2015/5/22/pengertian-resiko-usaha
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/672395-lima-masalah-yang-sering-muncul-saat-anda-buka-usaha
https://id-id.facebook.com/notes/yansen-h-a-purukan/8-kiat-menjadi-pengusaha-sukses/271258679558407/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar