Kamis, 12 Oktober 2017

BENTUK-BENTUK BISNIS KECIL DAN PEMILIHAN TEMPAT

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bisnis merupakan usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Bisnis bisa diartikan sebagai hal yang lumrah bagi masyarakat. Macam-macam bidang bisnis bermunculan pada era globalisasi saat ini. Bisnis kecil mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional, dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan juga membantu mendorong laju perekonomian.
Bisnis kecil merupakan usaha yang didirikan berdasarkan inisiatif sendiri. Pengaruh bisnis kecil sangat banyak pada saat krisis ekonomi di negara kita, banyak sekali berskala bisnis besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnnya, oleh karena itu bisnis kecil berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bisnis kecil?
2.      Bagaimana ruang lingkup bisnis kecil?
3.      Bagaimana sistem penggajian dalam bisnis kecil?
4.      Bagaimana pemilihan lokasi bisnis dan usaha lainnya?
5.      Apa risiko dan kegagalan bisnis kecil?
6.      Apa masalah memiliki dan menjalankan bisnis sendiri?
7.      Bagaimana kiat menjadi pengusaha yang sukses?
C.     Tujuan
1.      Untuk menjelaskan tentang bisnis kecil;
2.      Untuk menjelaskan ruang lingkup dalam bisnis kecil;
3.      Untuk menjelaskan sistem penggajian dalam bisnis kecil;
4.      Untuk menjelaskan pemilihan lokasi bisnis dan usaha lainnya;
5.      Untuk menjelaskan risiko dan kegagalan bisnis;
6.      Untuk menjelaskan masalah memiliki dan menjalankan bisnis sendiri;
7.      Untuk menjelaskan kiat-kiat menjadi pengusaha sukses.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Bisnis Kecil
Istilah bisnis kecil menentang suatu definisi yang sederhana. Departemen perdagangan AS menganggap suatu bisnis itu “kecil” apabila mereka mempunyai karyawan kurang dari 500 orang. Tetapi Small Business Administration (SBA), suatu badan pembantu pemerintah AS untuk bisnis-bisnis kecil, menganggap beberapa perusahaan dengan 1.500 karyawan sebagai perusahaan “kecil”. Definisi SBA berdasarkan pada dua faktor : jumlah karyawan dan total penjualan setahun. Contohnya, manufaktur ditetapkan sebagai bisnis kecil menurut kriteria pertama dan tokoh-tokoh belanja menurut kriteria kedua. Karenanya, walaupun suatu tokoh belanja yang independen dengan  penjualan sebesar $ 13 juta mungkin terdengar besar, SBA masih melihatnya sebagai suatu bisnis kecil bila penghasilannya dibandingkan dengan penghasilan pengecer makanan yang benar-benar besar.
Karena sulit untuk mendefinisikan suatu bisnis kecil dalam ukuran angka, kita akan mendefinisikan suatu bisnis kecil (small business) sebagai bisnis yang dimiliki dan diatur secara independen dan yang tidak mendominasi pasarnya. Oleh karenanya, suatu bisnis kecil tidak dapat menjadi suatu bagian dari bisnis lain: operator harus menjadi bos mereka sendiri, bebas untuk menjalankan bisnis mereka sesuai dengan keinginannya. Selain itu, bisnis-bisnis kecil harus mempunyai pengaruh yang relatif kecil dalam pasarnya. Contohnya, walaupun Compaq Computer adalah suatu bisnis kecil ketika mereka pertama kali memulai bisnis pada tahun 1984, mereka sekarang adalah suatu perusahaan yang dominan dalam pasar komputer pribadi. Seperti banyak usaha-usaha lainnya, Compaq memang pernah menjadi suatu bisnis kecil tetapi sekarang tidak lagi.




2.      Ruang Lingkup Lisnis Kecil
Bisnis-bisnis kecil sekarang lebih umum pada beberapa industri daripada pada industri lainnya. Lima kelompok utama industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, grosir, pertanian dan manufaktur.
a.       Jasa
Bisnis jasa merupakan segmen terbesar dan paling cepat berkembang dari semua usaha bisnis kecil. Selain itu, tidak ada kelompok industri lainnya yang menawarkan suatu return on time invested. Akhirnya, jasa cenderung lebih menarik bakat-bakat inovasi yang banyak dicirikan oleh banyak usaha-usaha kecil.
Jasa bisnis kecil berkisar dari toko semir sepatu sampai agen penyewaan mobil, dari konsultasi perkawinan sampai perangkat lunak komputer, dari akuntansi dan konsultasi manajemen sampai pemeliharaan anjing piaraan profesional.
b.      Eceran
Suatu bisnis eceran menjual langsung ke konsumen produk yang di manufaktur oleh perusahaan-perusahaan lain. Ada ratusan jenis pengecer, dari toko rambut palsu dan serai yogurt beku (frozen yogurt) sampai dealer mobil dan toko serba ada. Akan tetapi, umumnya para wirausaha lebih menyukai specialty shops (toko-toko khusus) misalnya, pakaian laki-laki dewasa yang memungkinkan mereka untuk memfokuskan sumber daya yang terbatas pada segmen pasar yang lebih kecil.
c.       Grosir
Seperti halnya dengan jasa dan eceran, para wirausaha kecil juga mendominasi usaha grosir. Suatu bisnis grosir membeli produk dari produsen dan kemudian menjualnya ke pengecer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dan kuantitas dan tempat yang menguntungkan bagi para pengecer. Karenanya, untuk suatu volume bisnis tertentu mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan daripada produsen, pengecer, atau penyedia jasa. Mereka juga melayani lebih sedikit pelanggan daripada penyedia lainnya umumnya pelanggan yang secara berulang-ulang membeli barang dalam jumlah besar.
Contohnya, grosir dalam industri barang belanjaan membeli makanan kaleng dalam jumlah besar dari perusahaan seperti Del Monte dan Campbell’s dan kemudian menjualnya baik kepada rantai toko barang belanjaan dan toko barang belanjaan independen yang lebih kecil.
d.      Pertanian
Pertanian mungkin usaha bisnis kecil yang paling tua. Selama berabad-abad, hampir setiap orang menanam sendiri makanannya. Maka, dengan menanam lebih banyak bibit daripada apa yang anda butuhkan untuk dikonsumsi sendiri dan selebihnya untuk dijual.
e.       Pabrikasi (manufacturing)
Lebih dari kelompok industri lainnya, pabrikasi sering kali termasuk dalam bisnis besar dan untuk alasan yang baik. Karena investasi umumnya dibutuhkan dalam peralatan, energi dan bahan mentah, sejumlah uang dalam jumlah besar biasanya dibutuhkan untuk memulai suatu bisnis pabrikasi. Contohnya, dalam memproduksi mobil dibutuhkan investasi milyaran dolar dan ribuan pekerja sebelum mobil pertama keluar dari jalur perakitan. Jelas, peralatan seperti itu tidak dapat dipenuhi oleh banyak individu. Walaupun Henry Ford memulai dengan uang $28.000, tetapi ia memulainya sewaktu bisnis ini sudah lama sejak siapa pun memulai suatu perusahaan pembuat mobil AS dari awal.

3.      Sistem Penggajian
Perhitungan gaji karyawan di usaha kita memang dapat ditentukan sendiri. Dengan mempertimbangkan pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya maka akan ditemukan berapa besar gaji nan diterima oleh pekerja kita. Pengeluaran buat menggaji karyawan harus selaras dengan laba nan diperoleh oleh sebuah usaha. Misalnya saja bila kita mendirikan stan es teh dengan keuntungan higienis sekitar Rp.40.000 per harinya, maka pengeluaran buat gaji karyawan stan es tersebut jangan sampai lebih dari separuh keuntungan bersih, atau dengan contoh tersebut maka diperoleh nominal kurang dari Rp. 20.000.
Terkadang perhitungan gaji karyawan dari seseorang nan baru memulai bisnis memakai patokan Upah Minimum Regional. Memang diakui cara ini ialah cara nan tercepat buat menentukan berapa besar gaji dari karyawan nan kita pekerjakan. Jika bisnis kita baru dimulai maka perhitungan tersebut kurang sinkron mengingat bisnis kita tak seperti perusahaan-perusahaan nan telah bonafit atau besar. Dimana pelanggan atau pengunjung dari bisnis kita baru mengetahui keberadaan usaha nan didirikan. Ketika bisnis telah berkembang pesat dengan keuntungan nan cukup besar maka bolehlah kita memakai standart UMR buat mengganji para pekerja.
Secara umum, ada tiga sistem upah yang dapat diterapkan pada bisnis kecil, yaitu upah menurut waktu, upah menurut hasil, dan upah premi. Pembahasan detailnya sebagai berikut.
a)      Upah  menurut waktu
Sistem ini ditentukan berdasarkan waktu kerja, yaitu upah per jam, per hari, per minggu, atau per bulan. Dengan sistem ini, urusan pembayaran gaji lebih mudah. Namun kelemahan dari sistem pengupahan disini tidak ada perbedaan antara karyawan yang prestasi atau tidak, sehingga efek negatif yang mungkin timbul pada karyawan dorongan bekerja lebih baik tidak ada.
b)      Upah menurut hasil
Sistem pengupahan menurut hasil ditentukan menurut jumlah hasil (produksi) atau pencapaian target yang diperoleh dari masing-masing karyawan. Karyawan yang rajin akan mendapat upah lebih tinggi, dan demikian sebaliknya. Kelemahan dari sistem ini, apabila tidak ada kontrol dengan ketat atas hasil produksi maka akan dihasilkan mutu barang yang rendah. Untuk itu, sebagai solusinya perlu dibuat standar mutu untuk menetapkan besarnya upah.
c)      Upah premi
Upah premi dikenal dengan upah tambahan/bonus, yaitu upah yang diberikan kepada karyawan yang bekerja dengan baik atau menghasilkan lebih banyak dalam satuan waktu sama. Sisitem ini memacu karyawan untuk bekerja lebih optimal dan efisien.




4.      Pemilihan Lokasi Bisnis dan Usaha Lainnya
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus.
Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.
1.       Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2.      Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi (misalnya di kota – kota besar). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.
3.      Memperhatikan tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.

4.      Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut
Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5.      Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6.      Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7.      Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha
Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8.      Tingkat keamanan yang mendukung
Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
9.      Perhatikan kebersihan lokasi usaha
Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Namun, Apabila usaha yang akan dijalani bergerak dalam bidang produksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi usaha yakni:
1.  Dekat dengan pasar.
Bagi pengusaha dalam bidang penjualan produk, biaya dan waktu diperlukan untuk mengangkut produk ke pelanggan, adalah suatu pertimbangan utama. Karena itu, perusahaan harus ditempatkan dekat pusat pasarnya. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam mendekati pasar, yaitu kuantitas dan kualitas produk yang akan dijual, daya beli masyarakat, dan jenis produk yang akan dihasilkan. Barang yang lekas rusak, seperti daging, ikan  memerlukan kecepatan untuk sampai ke pasar, hal ini perlu dipertimbangkan.
2.      Dekat dengan bahan baku dan bahan Penunjang. 
Sumber bahan baku atau bahan mentah yang diperlukan sebagai input, harus dipertimbangkan. Ini sangat erat hubungannya dengan biaya produksi. Bahan baku yang murah harganya tetapi jauh letaknya dari lokasi perusahaan, akan mengakibatkan biaya angkutan relatif tinggi dan biaya produk relatif mahal sehingga harga jual produk juga mahal. lokasi perusahaan haruslah ditempatkan pada lokasi yang biaya pengangkutan atau biaya materialnya relatif murah. Pertimbangan lain suatu perusahaan harus dekat dengan bahan baku, terutama bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku yang mudah busuk seperti industri bahan makanan, industri pengalengan, dsb.
3.      Dekat dengan sarana transportasi.
Lokasi perusahaan harus dekat dengan sarana transportasi, agar hubungan antara produsen dan konsumen di pasar; antara produsen dengan pemasok bahan baku mudah atau cepat, bila menerima bahan baku untuk diproses menjadi produk jadi dan cepat mengirim produknya baik ke pasar maupun ke pemesan, maka akan memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Pertimbangan tersebut, pada dasarnya, adalah agar biaya transportasi dapat ditekan serendah mungkin sehingga harga barang dapat bersaing di pasar.
4.      Dekat dengan tenaga kerja yang cocok  
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap hasil produksi. Tingkat upah yang di suatu lingkungan masyarakat, harus menjadi perhitungan dalam menentukan lokasi, agar bisa disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Dan juga Faktor kemampuan tenaga kerja di suatu lokasi produksi.
5.      Sesuaikan dengan segmen masyarakat yang akan diraih
Misalnya jika ingin membuka klinik kesehatan untuk kelas menengah ke atas  maka lokasi perumahaan kelas menengah atas menjadi masuk akal. Atau jika ingin membuka toko bahan-bahan bangunan sebaiknya mencari lokasi perumahan yang sedang berkembang

5.      Risiko dan Kegagalan Bisnis kecil
a.       Risiko Bisnis Kecil
1)      Risiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau fashion yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada yang cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human dalam proses produksi, faktor SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya.
2)      Risiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang Anda hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah kita sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik marketing, sering membaca buku, serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya adalah Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
3)      Risiko Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima karyawan. Anda dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara, dan persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda.
4)      Risiko Finansial
Memiliki usaha dan  bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
5)      Risiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya pencegahan lainnya.


6)      Risiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan. Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak dilakukan service secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat, mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.
7)      Risiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan. Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda? Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
8)      Risiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan, naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.






9)      Risiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak merugikan perusahaan Anda.
10)  Risiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang Anda jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan mendapatkan jaminan usaha yang baik.
11)  Risiko Pengembangan Aset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin mengembangkan asset Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Sehingga jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda dapat menyipakan langkah yang tepat untuk mengatasinya.
b.      Kegagalan Bisnis Kecil
Empat faktor umum yang mempengaruhi kegagalan Bisnis Kecil :
1)      Manajer yang tidak Kompeten atau tidak Berpengalaman
Banyak bisnis dimulai oleh orang-orang dengan sedikit atau tanpa latihan atau pengalaman Manajemen. Beberapa orang berfikir bahwa manjemen hanyalah ‘’logika Saja (Common Sense ) .’’ tetapi bila manjer tidak tau bagaimana membuat keputusan dasar bisnis, kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka panjang.


2)      Kurang Memberi Perhatian
Setelah Gelamor dan kegembiraan Pesta Pembukaan secara besar-besaran, bebrapa pengusaha menjadi tidak bersemangat dan gagal berfokus pada bisnis seperti seharusnya. Pendek kata, Memulai suatu Bisnis kecil membutuhkan suatu Komitmen Waktu yang sangat Tinggi. Pemilik Bisnis kecil yang tidak mau bekerja dengan Jam-jam Kerja yang Panjang dan mengerjakan banyak tugas ynag berbeda memiliki kemungkinan lebih besar untuk Gagal.
3)      Sistem Kontrol yang Lemah
Suatu Sistem Kontrol membantu manajer memonitor Biaya, Tingkat Produksi, Produktifitas dsb. Bila Sistem Kontrol tidak memberikan Tanda akan Adanya masalah yang akan dihadapi, manajer mungkin berada dalam masalah yang serius sebelum kesulitan-kesulitan yang mudah dilihat dapat terlihat oleh mereka.
4)      Kurangnya Modal
Ini adalah Suatu Nasehat yang sering dibicarakan, suatu Bisnis baru harus mempunyai modal yang cukup untuk beroperasi paling tidak selama 6 bulan tanpa menerima keuntungan. Para Pemilik Bisnis baru hampir dipastikan akan gagal bila mereka mengharapkan dapat Membayar sewa bulan Ke 2 dari Keuntungan Bulan Pertama.

6.      Masalah Memiliki dan Menjalankan Bisnis sendiri
Masalah dalam Memiliki dan Menjalankan Bisnis Sendiri Antara lain Sebagai Berikut:
a.  Masalah Modal
Masalah ini adalah masalah laten, alias masalah yang sering dihadapi bagi pebisnis, baik pemula maupun yang sudah senior. Salah satu solusinya adalah mencari pinjaman ke bank atau bisa mencari investor yang bisa memberikan dana segar. Kalau ide yang akan Anda jalankan cukup brilian,  pastinya banyak investor yang bersedia menjadi penyokong dana. Yang penting Anda bisa meyakinkan calon investor Anda.




b.      Masalah Sumber Daya Manusia
Bila bisnis yang Anda geluti masih bertaraf kecil, lebih baik manfaatkan tenaga di sekitar Anda. Misalnya keluarga, teman dan tentu saja mereka harus memiliki keahlian dalam bisnis yang sedang Anda jalankan. Kalau bisnis tersebut sudah memiliki komitmen merekrut tenaga professional, Anda berperan penting untuk menyeleksi para calon karyawan handal yang akan menjalankan bisnis bersama.
c.       Masalah Pemasaran
Ide-ide dan produk bisnis akan berkembang dengan baik lewat tim pemasaran ini. Tidak heran pihak pemasaran salah satu ujung tombak maju atau tidaknya sebuah usaha. Seringkali sebuah usaha tidak memiliki tempat untuk memasarkan produknya sehingga bukannya untung yang diperoleh melainkan kerugian. Tim pemasaran ini akan mencari tahu, berikut mencari strategi atas tren yang sedang terjadi, sehingga pihak perusahaan bisa meyakinkan produk yang mereka hasilkan sukses di pasaran.
d.      Masalah Persaingan
Seringkali usaha yang Anda lakukan kalah saing dan Anda mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi hal ini usaha Anda haruslah memiliki strategi menghadapi persaingan.  Salah satunya dengan produk atau jasa yang baik dan promosi yang meyakinkan.  Strategi menghadapi persaingan lainnya adalah melakukan berbagai terobosan dan kreatifitas yang lain dari pada lainnya. Misalnya bila usaha Anda di bidang kuliner, tidak ada salahnya membuat varian mie ayam jamur dengan tambahan kornet sapi pedas, sehingga rasanya lain dari pada yang lain.











7.      Kiat Menjadi Pengusaha Sukses
a.       Kenali Impian Anda
Semua kemudahan dari fasilitas yang kita gunakan saat ini dulunya hanyalah sebuah impian dari orang-orang yang telah menemukan dan menciptakannya. Orang-orang ini mengenali mimpi mereka dan percaya bahwa mimpi-mimpi ini bisa diwujudkan. “Orang dengan ide baru adalah orang aneh sampai ide tersebut berhasil”. Demikian sebuah ungkapan. Dan orang-orang yang sekarang wujud impiannya sedang kita gunakan, telah rela dianggap aneh dan bahkan dianggap gila. Karena barangkali bagi mereka, hidup mengejar impian dan menjadi orang seperti yang mereka sendiri inginkan, jauh lebih mulia dan bahagia daripada menjadi orang dan menjalani kehidupan seperti yang orang lain harapkan dan tentukan.
b.      Ambil Langkah Pertama
Banyak impian hanyalah tinggal impian jika tidak ada tindakan yang diambil untuk membuat impian tersebut terwujud. Langkah pertama yang paling tepat untuk memulai adalah dengan mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuka jalan ke arah impian kita. Namun di era informasi saat ini, sangat mudah untuk terjebak dalam informasi yang salah. Bahkan tidak jarang tersesat dalam belantara informasi. Terlebih sebagai manuasia kita mudah sekali tergoda pada hal-hal yang kelihatannya serba mudah dan instan. Karena itu motto kami adalah “Internet Bagaikan Hutan Belantara Yang Tanpa Batas Jadi Pastikan Anda Menginvestasikan Waktu Dan Energi Anda Hanya Pada Yang Memberikan Nilai Kembalian Yang Paling Tinggi Untuk Anda”.
c.       Bersedia Belajar
Saat ini banyak sekali orang yang menjadi penganggur berpindidikan. Kenapa? Karena pendidikan saja tidak cukup. Selain berpendidikan kita juga harus memiliki ketrampilan. Telah sangat banyak contoh di dunia ini dimana orang justru menjadi sukses bukan karena pendidikannya tapi karena ketrampilannya. Karena itu jangan sungkan untuk belajar ketrampilan-ketrampilan baru yang akan semakin mendekatkan anda dengan impian anda. Mungkin tidak akan ada tepuk tangan, pakaian toga atau sertifikat ketika anda telah menguasai ketrampilan bisnis anda. Tapi semua orang tahu, dalam bisnis indikator sukses bukan nilai akademis, tapi nilai saldo.
Namun demikian, jangan jadikan uang sebagai tujuan utama. Karena ketika kita semakin layak untuk menjadi sukses, uang akan mengikuti dengan sendirinya.
d.      Ciptakan Sebuah Sistem
Agar mudah mengevaluasi perkembangan bisnis anda. Ciptakan sebuah sistem. Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur mengoperasikan televisi paling sederhana misalnya; sambungkan TV ke sumber listrik, tekan tombol power. Jika televisi tidak menyala berarti kemungkinan masalah hanya dua, kalau bukan pada sumber listriknya yang kosong berarti power TV tersebut yang rusak. Hampir semua intansi dan korporasi besar memiliki SOP untuk mengatur bisnis mereka. SOPlah yang membuat KFC, McDonald, Pizza Hut, Coca-Cola, Pepsi cita rasanya tetap sama di belahan dunia manapun dia dijual. Di eCerdas, WFD System adalah SOP yang dibuat agar jerih payah yang telah dilakukan untuk megembangkan jaringan tidak perlu lagi dilakukan berulang-ulang.
e.       Kembangkan Jaringan
Bisnis tanpa jaringan hanya menjadi bisnis lokal. Dan tidak ada bisnis yang sukses besar tanpa membangun jaringan. Ada orang yang sukses karena jaringan bisnis restorannya, jaringan bisnis real estatenya, jaringan bisnis baksonya dan lain-lain. Ketika bisnis online hadir, membangun jaringan menjadi lebih mudah. Tidak perlu tanah, gedung dan karyawan. Mengawasinyapun menjadi lebih mudah, tidak perlu pergi-pergi ke luar kota, tidak perlu menstok barang, dijalankan tanpa terikat waktu dan tempat. Saat ini, siapa yang paling luas dan berkualitas jaringan yang dimilikinya, maka akan semakin sukses dia. Membangun jaringan yang tidak sekedar luas tapi juga berkualiatas adalah salah satu ketrampilan yang paling dibanggakan dan diandalkan oleh entreprenuer manapun.
f.       Pengorbanan
Investasi adalah bahasa lain dari pengorbanan. Dimana saat berinvestasi kita rela berkorban untuk tidak membelajakan uang yang kita miliki saat ini demi harapan akan perkembangan hasilnya di masa depan. Demikian juga dalam investasi waktu dan energi. Tapi sayangnya, sangat jarang orang yang rela berkorban, orang yang bersedia menunda kesenangannya saat ini demi kesenangan yang jauh lebih besar di hari esok hanya karena terbayang-bayang akan resikonya. Padahal jika pengorbanan itu memang dibutuhkan dalam meraih impiannya, maka kita akan menjalankannya dengan suka cita.
Halangan apapun adalah tantangan untuk menjadi lebih kuat, lebih cerdas, lebih berpengalaman dan tentunya untuk menjadi lebih sukses.
g.      Konsisten
Ada saat dalam menjalankan bisnis seakan-akan mendadak menjadi buntu. Cahaya gairah yang tadinya terang-benderang tiba-tiba meredup. Baik karena suatu alasan atau bahkan tidak diketahui alasannya kenapa. Banyak calon-calon bintang berguguran pada fase ini, ketika komitmen mereka diuji, ketika daya tahan fisik dan mentalnya diuji, mereka kalah. Sehingga mereka tidak layak melihat impian mereka menjadi nyata. Yang paling menyedihkan kebanyakan mundur justru ketika impian telah tinggal sejangkauan lagi. “Saat paling gelap di malam hari adalah saat menjelang fajar”, demikian sebuah ungkapan bijak. Jika langkah anda mulai tersandung, ingatlah kembali impian anda. Bayangkan bagaimana kesengsaraan yang akan anda alami jika impian anda tidak tercapai.
h.      Impian Menjadi Nyata
Kini semua perjuangan yang dilakukan untuk meraih impian telah tercapai. Jika ada tetes air mata dan luka di masa lalu, kini menjadi kenangan dan kisah yang manis dan menjadi motivator bagi generasi bintang berikutnya.Betapa bahagianya menjadi orang seperti yang kita inginkan. Betapa bahagianya dapat menjalani kehidupan sesusai dengan pilihan sendiri. Betapa bahagianya mengetahui bahwa kebahagiaan ini buah dari perjuangan sendiri. Dan yang paling membahagiakan adalah sekarang kita dapat membagi kebahagiaan ini kepada keluarga, orang-orang yang kita cintai, sahabat dan lingkungan kita. Dan sekarang kita juga sadar bahwa ketika kita bermimpi meraih bintang, dan kita benar-benar telah berjuang untuk mewujudkannya, walau mungkin nanti bintang itu tidak teraih, tapi kita tidak akan sekedar mendapatkan lumpur.









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
1.      Bisnis kecil (small business) adalah bisnis yang dimiliki dan diatur secara independen dan yang tidak mendominasi pasarnya;
2.      Ruang lingkup bisnis kecil yang populer terdiri dari lima kelompok utama yaitu jasa, eceran, grosir, pertanian dan manufaktur;
3.      Secara umum, ada tiga sistem upah yang dapat diterapkan pada bisnis kecil, yaitu upah menurut waktu, upah menurut hasil, dan upah premi;
4.      beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.
a.       Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
b.      Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
c.       Memperhatikan tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
d.      Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut
e.       Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
f.       Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
g.      Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha
h.      Tingkat keamanan yang mendukung
i.        Perhatikan kebersihan lokasi usaha
5.      Risiko dan kegagalan bisnis ada beberapa macam yaitu: risiko produksi, pemasaran, sumber daya manusia, finansial, lingkungan, teknologi, permintaan pasar, perbaikan, kerja sama, peraturan pemerintah dan pengembangan asset;
6.      Beberapa masalah memiliki dan menjalankan bisnis sendiri yaitu: masalah modal, sumber daya manusia, pemasaran dan persaingan.
7.      Kiat-kiat menjadi pengusaha sukses: kenali impian, ambil langkah pertama, bersedia belajar, ciptakan sebuah sistem, kembangkan jaringan, pengorbanan, konsisten dan impian menjadi nyata.



DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Ricky W. dan Ebert Ronald J. 1997. Business, fourth edition. Jakarta: Prenhallindo
Griffin, Ricky W. Dan Ebert Ronald J. 2008. Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar